April 29, 2020


Short Self Reflection
“Body-Mind & Soul Defence”

Pelajaran yang luar biasa dari “musibah” Virus Corona kali ini. Tuhan “menegur” manusia, meruntuhkan segala kesombongan dirinya yang tadinya merasa dirinya paling benar, paling berkuasa, bisa melakukan apapun pada manusia lain, bahkan yang secara semena-mena dan tidak bertanggung jawab mengeksploitasi bumi hanya untuk kepentingan ego diri dan kelompoknya. Sebagian manusia berlaku seolah-olah bisa melakukan dan mencapai apa saja yang ia inginkan tanpa bantuan Tuhan, “over self confidence”

Saat ini semua itu diruntuhkan. Tidak terkecuali, yang kaya, yang miskin, agama manapun dan suku bangsa apapun, tidak pandang pangkat dan derajat, semua merasakan dampaknya. Kita disadarkan bahwa ternyata kita hanyalah hamba Tuhan yang tidak berdaya dihadapanNya Yang Maha Kuasa. Tuhan “hanya” cukup mengutus salah satu ciptaanNya yang bernama “Virus Corona”, partikel sebesar ukuran 0.1 mikron, seukuran rambut manusia dibelah 700, yang tidak kasat mata, hanya dalam sekejap bisa meluluh lantakkan ego manusia.

Kita belajar dan kembali sadar bahwa virus hanya bisa dilawan dengan “anti body” yang sudah Tuhan ciptakan di dalam tubuh kita sendiri. Tubuh sebagai karunia Tuhan yang luar biasa dan sering kali kita lupa mensyukuri dan merawatnya. Saat ini manusia disadarkan tentang pentingnya menjaga daya tahan tubuh dengan cara mengkonsumsi makanan yang sehat bervitamin dan bermineral serta berolah raga secara teratur. Kita baru tersadar kembali tentang pentingnya karunia Tuhan lain yang bernama Sinar Matahari, yang selama ini kita dapatkan secara berlimpah dan cuma-cuma, “take it for granted”, sekali lagi kita lupa bersyukur.

Manusia sekarang sedang berlomba-lomba menemukan vaksin untuk bisa membangunkan “anti body” dalam tubuh yang bisa secara spesial berperang melawan Virus Corona ini. Tentunya kita semua berharap vaksin ini segera ditemukan dan “musibah” Corona Virus ini segera berakhir. Tapi apakah cukup sampai disitu pelajarannya?

Jika kita renungkan lebih dalam lagi, ada sisi manusia lainnya yang seharusnya merasakan “teguran” Tuhan. Saat “musibah” ini terjadi, manusia dilanda rasa khawatir, was-was tentang ekonomi, tentang kematian dan segudang pikiran negatif lainnya. Pikiran dan perasaan negatif ini menjadi wabah yang tidak kalah hebatnya dengan virus corona itu sendiri. Pikiran negatif dan sikap saling menyalahkan, perasaan jiwa yang cemas dan keputus asaan akibat terpuruknya ekonomi, menjadikan manusia semakin lemah secara mental, sehingga ujung-ujungnya malah semakin memperlemah daya tahan tubuhnya, sehingga dampak virus corona semakin dasyat.

Sayangnya banyak dari manusia lupa untuk mencari obat untuk meningkatkan “mind & soul defence”, daya tahan pikiran dan jiwa. Sama dengan “anti body”, “mind & soul defence”, semua sudah tersedia didalam diri kita. Kita hanya perlu vaksin untuk membangunkannya. Mungkin Tuhan sengaja memberi waktu kita lebih lama untuk menemukan vaksin virus corona agar manusia juga sadar dan mau mencari vaksin pembangkit “mind & soul defence”.

Pikiran positif adalah “mind defence” kita. Kasih sayang, empathy, saling berbagi dan rasa bersyukur adalah “soul defence” kita. Inilah saat yang tepat buat kita untuk membangkitkannya kembali. Vaksinnya adalah dengan melakukan refleksi diri agar “mind & soul defence” kita bangkit berperang melawan “virus” kesombongan serta ketidak pedulian pada sesama manusia dan alam. Mulai peduli dan berbagi kasih dengan sesama, berdoa serta mengucap syukur kepada Sang Maha Pencipta Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.

Virus Corona adalah “musibah” sekaligus “karunia” Tuhan pada diri kita sebagai manusia. Virus ini tidak menyerang binatang dan tumbuh-tumbuhan, tapi spesifik menyerang manusia. Itu pertanda bahwa Tuhan memang masih menyayangi manusia. Tuhan mengajak dan memberi kesempatan pada kita untuk kembali kepada jati diri kita.

Harapannya jika “musibah” Virus Corona ini berlalu, kita menjadi manusia yang bukan hanya peduli akan kesehatan dirinya, tapi juga menjadi manusia yang bijak dan pandai bersyukur. Kita perlu yakin dan percaya, Tuhan memberikan cobaan pasti dalam batas kemampuan kita masing-masing. Semoga setelah badai ini berlalu, kita menjadi manusia yang telah kembali pada fitrahnya, pada kesucian jati dirinya, yang memiliki segala sifat keilahian ....

No comments:

Post a Comment