August 24, 2020

Bahasa Kasih...

Sudah sejak lebih kurang 15 tahun yang lalu saya membaca buku "Lima Bahasa Kasih" yang ditulis oleh Gary Chapman. Di buku tersebut diungkapkan bahwa berdasarkan penelitian ada 5 Bahasa kasih manusia : 

1. Kata-kata penguatan (Words of Affirmation)
2. Tindakan melayani (Acts of Service)
3. Pemberian hadiah (Receiving Gifts)
4. Waktu yang berkualitas (Quality Time)
5. Sentuhan fisik (Physical Touch)

Terus terang buku tersebut sangat membantu saya dalam menjalin hubungan dengan orang-orang yang saya kasihi dan orang-orang saya temui sehari-hari. Penerapannya selalu saya hubungkan dengan konsep "Tabungan Emosional" yang disampaikan oleh Steven Covey dalam bukunya 7 Kebiasaan Manusia Yang Paling Efektif  yang menyatakan bahwa  "Pertemanan kita dengan seseorang ternyata ibarat rekening tabungan, lebih tepat istilahnya adalah rekening bank emosional".  Jadi jika saya mengetahui bahasa kasih seseorang, maka saya akan penuhi rekening bank emosional dia dengan bahasa kasihnya, sehingga jika terjadi benturan atau gesekan emosional tidak akan berakibat fatal.

Saya tidak ingin membahasnya lebih jauh, karena Anda perlu membaca bukunya untuk memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif. Yang ingin saya bagi adalah pengalaman empat bulan terakhir ini berkaitan dangan bahasa kasih dengan Ibu saya. 

Dua bulan yang lalu Ibu mengalami gangguan perut yang hebat. Ada libatan jaringan yang mengikat ususnya akibat operasi pengangkatan rahim yang pernah ia jalani lebih dari 40 tahun yang lalu. Akibatnya saluran ususnya tersumbat dan harus menjalani pemotongan usus sepanjang 20 cm. Operasi harus dijalaninya di usia 87 tahun. Operasinya sendiri Alhamdullilah berjalan lancar, tetapi proses penyembuhannya memerlukan waktu yang lebih panjang dan sangat menguras energi dan emosional ibu serta orang-orang disekelilingnya. Saya pribadi memperoleh pengalaman emosional yang sangat luar biasa. 

UJI KESABARAN

Di usianya yang sudah lanjut ini, ibu sudah mengalami dimensia yang cukup serius, khususnya di ingatan jangka pendek. Ibu bisa mengulang pertanyaan yang sama dalam 1 - 2 menit. Beruntungnya saya pernah melihat klip video ini : https://youtu.be/kYl7qcF5rHo pada saat Bapak dulu mengalami hal yang serupa, sehingga saya sudah lebih siap untuk bersabar. Walaupun ternyata tidak mudah juga saat kita mengalaminya. Saya belajar bagaimana orang tua kita menjadi "Guru"  kesabaran. 

Kali ini ada banyak tambahan pelajaran yang saya peroleh dari buku : Strategi Caregiver bagi Penderita Alzheimer yang dikeluarkan Yayasan Alzi (Alzeimer Indonesia). Contohnya : jangan bertanya dengan pertanyaan terbuka, tapi ajukan pilihan. Kemudian hati-hati saat berbicara dengan penderita dimensia. Saya sebelumnya sering mengatakan : "Ibu bisa sembuh dan melakukan aktifitas seperti mami Kadrie". Saya membanding-bandingkan ibu dengan ibu mertua  dan ternyata itu tidak efektif. Pertama memori jangka pendeknya sudah tidak sanggup mengingat lagi dan kedua ternyata itu malah membuat "demotivasi" ibu. Lebih lagi menurut buku tersebut, penderita dimensia cenderung lebih emosional, sering marah-marah. Ini memang terjadi pada ibu. Jadinya saya mencoba lakukan hal yang berbeda.Caranya dengan mengajaknya "ngobrol" tentang memori masa lalu yang indah2, sehingga suasana hatinya jadi gembira dan nyaman. Setelah itu ibu jadi lebih kooperatif dan lebih mudah mengajaknya beraktifitas melakukan sesuatu. Jadi persis seperti kita memperlakukan anak balita.

BAHASA KASIH

Nah, tentang bahasa kasih ini saya belajar banyak. Bahasa kasih saya adalah sentuhan phisik sedangkan bahasa kasih ibu menurut saya adalah hadiah dan pelayanan. Mengapa ? Karena pertama, selama ini ibu senang sekali memberikan hadiah kepada anak, cucu dan sahabat2nya. Kedua, karena ibu senang sekali melayani anak2nya saat mereka berkunjung ke rumahnya. Ibu akan melayani dengan membuatkan minuman dan menyediakan makanan. Bahasa kasih seseorang bisa kita lihat dari bagaimana orang tersebut memperlakukan orang2 yang dikasihinya. Dia beranggapan bahwa orang lain akan senang diperlakukan seperti dia memperlakukan orang lain.

Ibu saya adalah wanita yang sangat luar biasa. Ibu dari 6 orang anak, nenek dari 19 orang cucu dan 6 orang cicit. Ibu sudah menjalani masa perkawinan dengan almarhum bapak selama lebih dari 60 tahun. Jatuh bangun secara emosi dan phisik. Bapak dan Ibu saya adalah anak tertua dari masing-masing kakek dan nenek kami. Mereka berdua menjadi teladan hidup bukan hanya bagi anak dan mantunya tapi juga bagi seluruh keluarga besar. 

Ibu jarang sekali memberikan sentuhan phisik pada orang-orang disekitarnya. Ibu tidak pernah memeluk bapak, anak, mantu dan cucu dengan pelukan hangat. Ibu memilih mengungkapkan kasihnya dengan cara lain, memberi hadiah atau melayani. Atau cara lain yang ia lakukan adalah dengan hadir di saat2 penting, misalnya, saat saya dan adik ujian di ITB, ibu khusus datang ke bandung hanya untuk menunjukkan bahwa dia ada, bahwa dia "care" . Di dalam hati saya, selalu ada keinginan untuk memperoleh pelukan hangat dari ibu, karena bahasa kasih saya sentuhan . Saya jarang sekali memperolehnya. Beruntung karena saya memperolehnya dari istri saya tercinta, Ira. Ira mengerti betul bahasa kasih saya, karena kami tumbuh dan belajar melalui satu usaha yang kami tekuni bersama. Usaha yang sarat dengan ilmu mengenal diri, pengembangan diri dan bagaimana berhubungan serta berkomunikasi dengan orang lain.

Saya ingin berbagi denga Anda tentang "moment" bahasa kasih, yakni sentuhan phisik ini. Kondisi ibu paska operasi cukup menantang. Mobilisasi phisiknya menjadi sangat terbatas, Phisiknya menjadi lemah gara-gara mesti berbaring 2 bulan di tempat tidur. Perlu bantuan kursi roda dan upaya mobilisasi yang ekstra hati-hati dari tempat tidur ke kursi roda dan ke toilet. Nah ada "moment" yang saya rasakan luar biasa. Yaitu saat habis membantu ibu pindah dari tempat tidur ke kursi roda. Saat itu saya coba mulai pijat-pijat pundaknya. Saya usap punggungnya, rangkul dan angkat badannya ... ada satu "rasa" damai, bahagia,hangat... halus menjalar ke hati dan jiwa saya... sulit untuk diungkapkan... sentuhan cinta dan kasih sayang.... Keinginan saya untuk mendapatkan sentuhan phisik dari ibu rasanya "terbayar" sudah....

Salah satu mentor spiritual saya bilang kalau sakitnya ibu ini sebetulnya ibu sedang memberi pelajaran buat orang2 terkasih di sekelilingnya. Setiap orang akan memperoleh pelajaran yang berbeda-beda sesuai dengan "chapter"nya. Betul, saya saat ini sedang menikmati pelajaran yang sedang ibu berikan... terima kasih ibu, terima kasih Allah.... semoga ibunda kuat, sehat dan memperoleh kedamaian hati serta jiwa yang penuh kasih...